Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2022

TINGGALKAN DIA KARENA ALLAH

Gambar
    Imam Ahmad rahimahullah di dalam Musnadnya. عَنْ أَبِي قَتَادَةَ ، وَأَبِي الدَّهْمَاءِ ، قَالَا : أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْبَادِيَةِ ، فَقُلْنَا : هَلْ سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا ؟ قَالَ : نَعَمْ، سَمِعْتُهُ يَقُولُ : " إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ ".   Dari Abu Qatadah dan Abu Ad Dahma` keduanya berkata: Kami mendatangi salah seorang pedalaman, kami bertanya: Apa kau pernah mendengar sesuatu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Ia menjawaba: Ya, aku mendengar beliau bersabda: “Tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah AzzaWaJalla melainkan Allah akan mengganti dengan sesuatu yang lebih baik darinya untukmu.”   Berikut beberapa kisah yang bisa kita teladani: Sulaiman Alaihissalam, di dalam Alquran surat Sad. Beliau merupakan seorang Nabi yang sangat mencintai syariat Jihad fi sabilillah, untuk

Hati Jadi Hidup dengan Ilmu dan Al-Qur’an

Gambar
Hidupnya hati adalah dengan ilmu (thalabul ilmi), membaca dan mendengarkan Al-Qur’an. Hidupnya hati adalah dengan ilmu dan Al-Qur’an. Pertama: Hidupnya hati adalah dengan ilmu. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, وَأَمَّا فَقْدُ العِلْمِ فَفِيْهِ فَقْدُ حَيَاةِ القَلْبِ وَالرُّوْحِ فَلاَ غِنَاءً لِلْعَبْدِ عَنْهُ طَرْفَةَ عَيْن “Adapun luput dari ilmu akan membuat hilangnya kehidupan hati dan ruh. Setiap hamba pasti akan membutuhkan ilmu, tak bisa ia lepas darinya walau sekejap mata.” ( Miftah Daar As-Sa’adah , 1:305) Dalam hadits juga disebutkan bahwa hati itu tenang dengan kita berada dalam majelis ilmu. Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ “ Tidak